Setiap kampung memiliki kisah dan karakternya sendiri, tak terkecuali dengan sosok “Si Kecrot“. Dikenal sebagai Preman Kampung, namanya sering disebut dengan nada khawatir di beberapa sudut desa. Ia bukan preman kota dengan jaringan luas, melainkan sosok lokal yang ditakuti karena reputasinya yang “tak ada ampunnya”.
Kisah Si Kecrot, si Preman Kampung, menyebar dari mulut ke mulut. Bukan karena kebaikan, melainkan karena ulahnya yang kerap meresahkan. Dari menarik iuran tak resmi hingga terlibat dalam perselisihan kecil, kehadirannya selalu menciptakan ketegangan. Warga memilih menghindar daripada berhadapan dengannya.
Warga setempat menggambarkan Si Kecrot sebagai sosok dengan perawakan biasa, namun tatapan matanya tajam. Ia memiliki aura yang membuat orang segan. Kisah-kisah tentang kenekatannya seringkali dilebih-lebihkan, namun cukup untuk membuat namanya dikenal sebagai Preman Kampung yang disegani.
Beberapa insiden kecil yang melibatkan Si Kecrot menambah daftar panjang reputasinya. Pernah ada kejadian saat ia berselisih dengan pedagang kaki lima. Pedagang tersebut akhirnya memilih mengalah demi menghindari masalah lebih besar. Kekuatan Si Kecrot terletak pada ketakutan yang ia tanamkan.
Ironisnya, di balik label Preman Kampung itu, ada cerita lain. Beberapa warga menyebutkan, Si Kecrot dulunya adalah anak biasa. Perubahan karakter ini diduga akibat lingkungan dan pergaulan yang salah. Kurangnya perhatian dari pihak berwajib juga disinyalir turut membentuk pribadinya.
Meskipun demikian, ada segelintir warga yang berani bersuara. Mereka berharap pihak kepolisian dapat menertibkan Si Kecrot. Keresahan ini sudah berlangsung lama. Kehadiran premanisme, sekecil apapun skalanya, dapat mengganggu ketenteraman hidup bermasyarakat. Keamanan kampung adalah hak semua warga.
Pemerintah desa dan tokoh masyarakat juga diharapkan berperan aktif. Pendekatan persuasif mungkin diperlukan untuk mengubah perilaku Si Kecrot. Memberikan pemahaman tentang pentingnya hidup berdampingan. Serta, penegakan aturan jika memang diperlukan agar tidak ada yang merasa kebal hukum.
Kisah Si Kecrot, si Preman Kampung, adalah cerminan kecil dari masalah sosial yang lebih besar. Peran serta semua pihak, mulai dari keluarga, masyarakat, hingga aparat, sangat dibutuhkan. Mari bersama menciptakan lingkungan yang aman dan damai, tanpa ada ruang bagi premanisme di kampung kita.